Laman

Senin, 22 Agustus 2016

Foto News: Pawai Karnaval di Muntok Kab. Babar memperingati HUT NKRI ke-71thn

Sebagai wujud rasa syukur atas karuniaNYA yang telah memberikan kemerdekaan pada NKRI maka di HUT NKRI yang ke-71th beberapa elemen di masyarakat Kabupaten Bangka Barat mengikuti pawai karnaval. Peserta pawai terdiri dari berbagai elemen yang ada masyarakat, seperti komunitas pendidikan dari anak SD, SMP, SMA/SMK, Instansi Pemerintahan yang ada di Kabupaten Bangka Barat maupun masyarakat umum.


Pawai ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT NKRI ke-71thn. Semangat perjuangan para pahlawan, etos kerja, loyalitas, kejujuran dan kedisiplinan semoga tetap membara dan berkobar disegenap generasi penerus bangsa dan seluruh lapisan mayarakat Indonesia.
Dirgahayu Republik Indonesia....Jayalah Indonesia Raya...









Minggu, 05 Juni 2016

Pawai Obor di Kutho Muntok Menyambut Ramadhan 1437H/2016M



Sebanyak 3.000-an orang warga Dayabaru Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti pawai obor yang dilaksanakan sebagai bentuk suka cita menyambut datangnya bulan Ramadhan. 



Pawai pada malam hari ini merupakan salah satu tradisi masyarakat di Bangka Barat yang dilaksanakan sehari sebelum puasa Ramadhan. Pawai obor digelar tidak hanya melibatkan seluruh warga kampung tersebut, namun juga banyak warga kampung sekitar yang ikut berpartisipasi memeriahkan kegiatan setahun sekali itu.

Pawai obor dimulai setelah warga menjalankan ibadah salat isya, diawali dengan seremonial yang dilaksanakan di Masjid Ar Rahman Pal4 Dayabaru, Muntok. Para peserta berjumlah sekitar 3.000-an orang, dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki dan perempuan, berjalan membawa obor berbahan bambu hijau mengelilingi kampung dengan jarak tempuh sekitar tiga kilometer.

Pada tahun 2016 ini panitia juga melibatkan perwakilan pelajar dari 42 sekolah di seluruh Bangka Barat. Bupati Bangka Barat, Parhan Ali dalam sambutannya mengapresiasi pengamalan nilai gotong royong dan kebersamaan warga Kampung Dayabaru melestarikan tradisi pawai obor.

Kampung Dayabaru berada tepat di perbatasan dua desa yaitu desa Belolaut dan Airbelo Kecamatan Muntok, meskipun secara administrasi di pisah menjadi dua desa, namun kenyataannya mereka mampu menyelenggarakan pawai obor setiap tahun.

Nilai gotong royong seperti ini wajib dijaga dan dikembangkan untuk mendukung jalannya pembangunan daerah. Masyarakat tetap menjaga kebersamaan, apalagi memasuki bulan Ramadhan agar bisa melaksanakan ibadah puasa dengan aman dan khusuk. Mari sambut Ramadhan dengan gembira dengan menjaga keimanan dan berbuat yang terbaik selama menjalani ibadah.

Pawai obor merupakan salah satu tradisi masyarakat Dusun Dayabaru Belolaut menyambut datangnya bulan Ramadhan sudah berlangsung sejak lama. Namun pada 2013 pawai tersebut mengalami pergeseran waktu pelaksanaannya, pada awalnya pawai obor dilaksanakan bertepatan dengan hari terakhir puasa Ramadhan menjelang sahur yang dilakukan para pemuda untuk mengingatkan warga agar melaksanakan sahur, namun dalam beberapa tahun terakhir diubah yaitu sehari sebelum puasa dimulai.

Warga Muntok gelar pawai obor sambut Ramadhan

Selain pawai berjalan kaki dengan membawa obor yang diikuti ribuan warga setempat, sepanjang jalan di kampung itu juga dihiasi lentera berbahan botol bekas. Lentera dinyalakan pada malam hari selama bulan puasa tidak hanya dipasang di pinggir jalan utama, namun juga di jalan dan gang dalam kampung sehingga suasana terang benderang dan lebih semarak.

sumber: antaranews.com 

Rabu, 10 Februari 2016

Barongsai Beraksi Imlek di Tahun 2016

Bisa melihat barongsai beraksi secara tidak sengaja membuat anak-anak kami senang. Selepas menjemput anak pulang sekolah, dalam perjalanan menuju rumah kembali, secara kebetulan ada rombongan barongsai yang beraksi dalam rangka memperingati perayaan Imlek di tahun 2016.



Ini merupakan salah satu khasanah budaya yang ada di Indonesia dimana negara kita memiliki beranekaragam budaya dari berbagai suku dan agama. Kami saat ini bermukim di salah satu kota di provinsi kepulauan Bangka Belitung yang tediri berbagai macam penduduk dengan agama, ras, suku yang beraneka ragam, ada etnis tionghoa atau keturunan china, melayu, jawa, batak, padang, dan asli masyarakat Bangka. Kehidupan yang harmonis, saling bertenggangrasa dan menghormati antar sesama begitu dijunjung tinggi. 



Saat kami masih berdomisili di Jawa, belum pernah kami melihat atraksi barongsai secara langsung, biasanya melalui televisi atau membaca dari media cetak seperti koran, majalah atau buku pelajaran sejarah saat masih duduk dibangku sekolah.



Sekarang, di saat kami berada di pulau Laskar Pelangi ini begitu beruntungnya bisa melihat atraksi barongsai secara langsung. Lima tahun yang lalu kami bisa melihat barongsai beraksi di saat jalan-jalan di salah satu Mall di pusat ibukota provinsi Babel, di Pangkalpinang. Sekarang bisa melihat lagi di saat kami berada dalam perjalanan. Anak-anak kami begitu senang, mereka bisa melihat tradisi dan salah satu budaya yang ada di Indonesia. Serta kami sebagai orangtua bisa menjelaskan, menyampaikan kepada mereka akan adanya ke_Bhinekaan Tunggal Ika yang harus tetap dijaga, saling toleransi antar umat beragama dan menjaga kelesstarian lingkungan di negeri tercinta ini..

Jayalah Indonesia Raya...