Musim kemarau begini...enaknya makan mangga podang kesukaan, nich (berkhayal)...apalagi mangga podang yang berasal dari daerah koe disana (kediri)...dijamin nggak mau berhenti, sekali makan bisa habis sekitar 5 buah mangga. Kalo mencari di sini (pangkalpinang) sedikit susah, bahkan mungkin tidak ada. Jadi teringat, kalau pas musim mangga podang, biasanya Almarhum Bapak (Eyang kakung e Aji) selalu mendapat rejeki yang tak disangka sangka dari warga ataupun teman yang domisili di Kec.Banyakan. mendapat kiriman mangga podang satu kardus indomie....ehm...ayo...kita santap sepuasnya...apalagi jika mangga dimasukkan kulkas terlebih dahulu. Baru kemudian disantap di siang hari saat cuaca panas...yummy...sugeeerrrr tenaaan....hehehe....
Kecamatan Banyakan di Kabupaten Kediri merupakan salah satu sentra produksi mangga. Tidak heran jika di kecamatan itu terdapat ratusan warga yang menggantungkan hidup dari berjualan mangga. Pasalnya,profesi itu menjanjikan untung besar hingga Rp 5 juta per hari.
Kecamatan Banyakan di Kabupaten Kediri merupakan salah satu sentra produksi mangga. Tidak heran jika di kecamatan itu terdapat ratusan warga yang menggantungkan hidup dari berjualan mangga. Pasalnya,profesi itu menjanjikan untung besar hingga Rp 5 juta per hari.
pasar buah Banyakan
Tidak sulit menemukan lokasi kampung mangga Banyakan. Jika anda hendak menuju Kabupaten Nganjuk dari arah Kediri,maka anda akan menemukan deretan pedagang buah mangga di sepanjang jalan raya Kecamatan Banyakan. Di jalur sepanjang sekitar satu kilometer itu,terdapat sedikitnya 20 pedagang buah mangga. Tidak hanya di sepanjang jalan raya,deretan pedagang buah mangga juga tampak di ruas jalan desa,sekitar pasar hingga pemukiman warga. Jika ditotal, jumlah pedagang mangga mencapai ratusan orang. Mereka menggelar dagangannya sejak pukul 3 dinihari hingga 20.00 WIB.
Kecamatan Banyakan memang salah satu sentra produksi mangga di Kabupaten Kediri,selain kecamatan Mojo dan Tarokan. Dari ketiga kecamatan itu,diperoleh produksi mangga sebanyak 569.241 ton per tahunnya.
Melimpahnya produksi mangga di Kecamatan Banyakan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Pasalnya,mangga produksi para petani di kecamatan itu sangat digemari oleh masyarakat,baik Kediri maupun luar daerah. Berbagai jenis mangga,seperti podang,gadung,golek dan manalagi selalu menjadi incaran pembeli. Namun dari beragam jenis mangga itu,mangga podang menjadi primadona.
Besarnya keuntungan dari penjualan mangga membuat banyak warga yang menggeluti pekerjaan itu. Tidak hanya dari wilayah Banyakan,para pedagang mangga juga berasal dari beberapa daerah sekitar,seperti Grogol, Semen dan Tarokan. Warga luar daerah ini umumnya menjadi pedagang musiman. Mereka biasanya berdagang hanya ketika musim panen raya mangga tiba.
Namun semenjak lebaran lalu hingga saat ini para pedagang mangga musiman itu tetap beroperasi. Akibatnya, para pedagang harus rela berbagai stok. Pasalnya,saat ini pasokan mangga sedikit berkurang menyusul masih sedikitnya petani yang memanen. Minimnya pasokan juga membuat harga jual mangga menjadi naik. “Saat ini pasokan memang turun karena belum waktunya panen. Makanya harga jual naik. Kalau sebelumnya harga antara Rp 8 - 10 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 11 - 13 ribu per kilonya.
Jika musim mangga telah datang, maka jumlah pembeli akan membludak. Ini terlihat ketika panen raya tiba, antara bulan November hingga Desember. Bahkan pada bulan - bulan itu pasar buah Banyakan yang biasanya sepi, akan dipenuhi oleh pedagang dan pembeli yang bertransaksi jual beli mangga. .
Mangga Podang termasuk dalam spesies Mangifera indica L. dan famili Anacardiaceae. Genus Mangifera terdiri dari 62 spesies yang berupa pepohonan daun selang-seling (Singh, 1969). Sedangkan Mukherje (1985) mengemukakan bahwa hanya terdapat 41 spesies Mangifera yang terdapat di asia Tenggara, sedangkan spesies selebihnya mungkin sama. Disamping Mangifera indica L., 15 spesies lainnya dari genus Mangifera dapat dimakan dan beberapa diantaranya enak rasanya, tetapi kualitas buahnya tidak sebaik buah mangga Mangifera indica L. dan spesies ini paling enak dimakan. Namun demikian tetap bermanfaat sebagai batang bawah yang seringkali mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan batang atas, sehingga menampilkan pohon cebol, tahan kekeringan atau produksi dan kualitas
Mangga
podang memang memiliki kekhasan bila dibandingkan dengan buah mangga jenis lain
baik dari segi rasa ataupun warnanya. Warna kulitnya kuning dengan sedikit
bintik merah didekat pangkal dahannya, membawa daya tarik tersendiri bila
dipandang. Aromanya khas mengundang selera segar apabila didekati. Rasanya
manis walau tanpa gula. Benar – benar memenuhi syarat buah unggulan yang layak
untuk dijadikan oleh-oleh khas Kediri.
Sentra penghasil mangga podang di Kabupaten Kediri
terdapat di lima kecamatan yang melingkari gunung Wilis yaitu Kecamatan
Banyakan, Tarokan, Grogol, Mojo, dan Semen. Jumlah mangga Podang terbesar
berada di Kecamatan Banyakan dan Tarokan dengan jumlah kurang lebih 15 ribu
pohon. Rata-rata hasil panen perpohon 20-40 kg maka potensi total panen mangga
podang bisa mencapai 600 ton permusim.
Potensi mangga podang yang berlimpah ini memerlukan
pemikiran yang kreatif untuk memberikan nilai tambah baik itu nilai tambah
ekonomi maupun sosial. Nilai tambah ekonomi dapat diwujudkan melalui olahan
mangga podang menjadi produk yang tahan lama sehingga persebarannya bisa lebih
luas dan tentunya juga memiliki nilai jual yang lebih tingi. Sedangkan nilai
tambah sosial adalah dampak dari nilai tambah ekonomi, misalnya munculnya
industri rumah tangga olahan mangga podang, bisa membuka lapangan pekerjaan
baru bagi warga sekitar yang rata-rata mengandalkan hidup dari pertanian di
lahan kering sehingga muncul alternatif ekonomi baru yang bisa mendukung
perekonomian desa.
Pemikiran kreatif tersebut tampaknya sudah disadari
oleh dua kelompok tani di desa Tiron Kecamatan Banyakan yaitu Kelompok Wanita
Tani ‘Budidaya’ di bawah pimpinan Bu Luluk dan Kelompok tani ‘Sumber Mulyo’
yang diketuai Pak Jemu. Dua orang inilah yang memiliki semangat membawa perubahan
di dusunnya masing-masing. Memberi inspirasi bagi warga sekitarnya untuk tidak
takluk dengan kerasnya alam di lereng gunung Wilis.
Pertama, Kelompok Wanita Tani ‘Budidaya’ yang
berlokasi di dusun Sumberbendo ini, telah mendirikan industri rumah tangga
olahan mangga podang bekerjasama dengan JICA (Japan International
Cooperation Agency : Lembaga pendanaan dari Pemerintah Jepang), Dinas
Pertanian Kabupaten Kediri, dan Universitas Brawijaya. Kedua, Kelompok tani
Sumber Mulyo yang berlokasi di dusun Kali Gayam, bekerja sama dengan LSM
Internasioanal REI (Resource Exchange International) berhasil melahirkan
produk manisan mangga podang yang telah menembus pasar luar negeri.
Musim kemarau ini menjadi berkah tersendiri bagi petani dan pedagang
mangga Podang. Mangga yang hanya bisa ditemukan di kawasan pertanian lereng
Gunung Wilis ini melimpah ruah setelah satu musim rontok tahun lalu. Selain rasanya yang supermanis, mangga ini juga dijuluki sebagai buah ajaib
karena disebut-sebut mampu menumpas kanker dan menjaga kolestrol.
Sejak dua bulan terakhir mangga Podang telah memenuhi pasar buah dan kaki lima
di setiap sudut Kabupatan dan Kota Kediri. Mangga berukuran sedang dengan warna
kuning kemerahan ini selalu menggoda siapa pun untuk mencicipi. Apalagi kemunculannya pada musim panen kali ini sangat ditunggu setelah musim
lalu rontok didera hujan berkepanjangan.
Bagi masyarakat Kediri, menyantap mangga Podang sudah menjadi siklus tahunan
setiap musim kemarau. Berbeda dengan jenis tanaman lain yang membutuhkan
pasokan air, mangga Podang justru tumbuh lebat di saat terik matahari begitu
menyengat. Sebab buah ini tak tahan dengan air hujan yang justru membuatnya
busuk dan mati.
Sebanyak lima kecamatan yang berada di kawasan itu saat ini tengah berpesta
merayakan panen raya. Mereka adalah para petani di Kecamatan Mojo, Semen,
Grogol, Tarokan, dan Banyakan sebagai sentra penghasil mangga Podang terbesar.
Lebih dari 15 ribu pohon mangga Podang berada di Kecamatan Banyakan dengan
rata-rata produksi mencapai 20-40 kilogram per pohon. Jadi dalam satu kali masa
panen kawasan ini bisa menyuplai hingga 600 ton mangga Podang.
Uniknya, meski jumlah panennya cukup banyak dengan nilai jual menjanjikan, para
petani tidak menjadikannya sebagai tanaman pokok. Pohon ini justru ditanam
sebagai selingan di antara pematang atau tegalan. Beberapa warga di permukiman
juga menanamnya di halaman atau pekarangan rumah tanpa perawatan sama sekali. Buahnya akan muncul sendiri tanpa perlakuan apa pun.
Lantas apa keistimewaan mangga Podang dibandingkan jenis mangga lainnya? Selain
hanya bisa ditemukan di lereng Gunung Wilis, mangga Podang juga diyakini
mengandung sumber karotenoid yang disebut beta
crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik.
Selain itu, sejumlah penelitian juga menyebutkan buah ini memiliki kandungan
serat yang baik, dengan kadar tujuh gram setiap butirnya. Jadi bisa dipastikan
mangga Podang mampu menjaga pencernaan dan kolestrol dalam kondisi normal.
Kasus radang tenggorokan ataupun batuk pada orang yang mengkonsumsi mangga Podang juga jarang ditemukan. Ini berbeda dengan jenis mangga lain yang masih menyisakan rasa gatal pada leher atau panas di perut.
Harganya pun sangat murah lho, dengan kisaran Rp 5.000–7.000 per kilogram di tingkat
pedagang. Mereka membelinya dari petani dengan harga Rp 2.000–3.000 per
kilogram untuk dijual di pasar buah dan kaki lima (itu saat musim mangga). Tapi jika belum musimnya, harga berkisar antara Rp. 8.000 - 12.000 per kilogram ditingkat pedagang...wouw...lumayan mahal juga ya.
Karena keunikannya ini, Pemerintah Kabupaten Kediri telah menetapkan mangga
Podang sebagai buah khas daerah itu yang telah dipamerkan di sejumlah negara.
Selain dikonsumsi langsung, buah ini juga lezat diolah menjadi manisan atau
rujak buah.
Jika anda ada kesempatan berkunjung ke Kediri, jangan dilewatkan untuk mencoba mencicipi dan menikmati mangga podang yang menggoda ini yaaa....
Jika anda ada kesempatan berkunjung ke Kediri, jangan dilewatkan untuk mencoba mencicipi dan menikmati mangga podang yang menggoda ini yaaa....