1. Asam Keranji
Asam keranji atau dengan nama latin Dialium indum, adalah pohon berbuah anggota keluarga Leguminosae, memiliki buah seukuran anggur. Karena keras dan padat maka ia cocok untuk dijadikan bahan bangunan, oleh karena itu pohon ini banyak ditebang untuk mendapatkan kayunya. Nama-nama lain dalam bahasa-bahasa di Nusantara: Asam keranji, kranji, asam cina, kuranji, ki pranji (Sunda), parangi.
Klasifikasi ilmiah:
kerajaan : Plantae
divisi : Mangoliophyta
kelas : Magnoliopsida
ordo : Fagales
family : Leguminosae
genus : Dialium
spesies : Dialium indum L.
Buah keranji di Kalimantan disebut “lahal, langir, menyerin, nyalin paya, sianglam, atau tampasak”. Di Kalimantan banyak tumbuh liar di hutan, pohonnya yang besar menghasilkan jenis kayu yang bagus. di Bangka Belitung dan di Malaysia buah ini disebut juga keranji. Buah yang satu ini rada nyentrik, warna kulitnya hitam legam sebesar ujung jari. Kulit buah ini rapuh dan muda pecah.
Bijinya yang kecil terselimut semacam beludru coklat, itulah daging buah keranji yang rasanya memang sedap, manis-manis asam segar. Buah ini termasuk buah yang enak dimakan, namun sulit untuk dipetik. Pohonnya besar dan tinggi puluhan meter. Untuk menikmati buah ini, biasanya terpaksa berkais di sela-sela daun kering mencari yang jatuh. Hati-hati kalau terinjak, langsung gepeng dan tidak bisa dimakan.
Saya pernah mencoba memakan, menikmati dan merasakan masamnya buah ini. Ada teman satu kantor yang sengaja membawakan buah keranji ini untuk saya, karena memang saya belum pernah tahu dan belum pernah merasakan bagaimana dan seperti apa sich buh keranji itu. Alhasil saat mencoba mecicipi pertama kali, mata saya sampai terpejam dan lidah merasakan sensasi masm buah keranji.
sumber: wikipedia
2. Buah Buni
Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) adalah pohon penghasil buah yang dapat dimakan. Buah buni kecil-kecil berwarna merah, dan tersusun dalam satu tangkai panjang, menyerupai rantai (ranti). Buni termasuk tumbuhan yang sudah jarang dijumpai di pekarangan. Buahnya dapat dimakan sebagai buah meja, dibuat rujak, selai, atau difermentasi menjadi minuman alkohol di Filipina dan Jawa. Nama-nama lainnya: Boni, huni (Sunda), wuni (Jawa), bignai (Filipina).
buni dengan buah muda
klasifikasi ilmiah:
kerajaan : Plantae
divisi : Magnoliophyta
kelas : Magnoliopsida
ordo : Malpighiales
family : Phyllanthaceae
genus : Antidesma
spesies : Antidesma bunius
Soal rasa dari buah buni tidak semanis namanya, walau sudah hitam “celing” tetap asam dengan sedikit manis. Karena dalam setangkai tidak pernah celing semua, maka buah buni ini biasa dimakan dengan cara dirujak, yaitu ditumbuk dengan sedikit garam, gula dan cabe rawit. Cara makannya disendok, seperti makan nasi. Rasanya kayak permen nano-nano, manis-asem-pedes.
buni yang hampir masak berwarna kemerahan
Di pulau Sumatra, buah buni dibuat saus-asem ikan. Daun mudanya juga berguna untuk memberi aroma ikan atau daging rebus (stew), dan baik buah muda maupun daun muda dapat digunakan sebagai pengganti cuka. Daun muda juga dimakan sebagai lalap dan dimasak dengan nasi. Kulit dan daun mengandung alkaloid yang memiliki khasiat obat, tetapi dilaporkan juga beracun. Kayunya berwarna kemerah-merahan dan keras tetapi kurang bermanfaat.
buni berwarna hitam sudah masak
Walau di Bangka Belitung sering tumbuh di pekarangan rumah, namun di banyak tempat di Asia seperti Fhilipina, Malaysia, pohon buni biasanya tumbuh di semak-semak, dl lahan terbuka dan di hutan sekunder. Seperti halnya beberapa jenis lain dalam marga ini, buni memiliki nilai untuk reklamasi lahan-lahan kritis (misalnya A. ghaesembilla Gaertner, dapat mengungguli alang-alang yang tumbuh dl lahan itu, dan dapat menonjol sekali setelah terjadi kebakaran rumput tahunan). Buah buni yang berubah-ubah warnanya menyebabkan tanaman ini menjadi pohon hias yang menarik.
Di saat jam istirahat di kantor, terkadang ada teman satu kantor yang membawa buah buni ini. Alhasil kami makan rujak buni bersama-sama, atau di makan langsung satu persatu juga enak lho, dijamin lidah tidak mau berhenti makan..pengennya terus dan terus.
sumber: wikipedia
3. Buah Kelubi
Buah kelubi mungkin buah ciptaan Tuhan yang paling masam (kecut), jangankan memakannya, membaca kata “kelubi” saja sudah bikin air liur terasa asam. Makanya di Malaysia disebut “Asam Kelubi”. Buah ini sangat populer di seluruh Malaysia. Cara mengolahnya sama dengan di Bangka, yaitu diasinkan, ataupun dibuat sambal.
kelubi di Malaysia
Pohonnya seperti nipah, namun kecil sedikit atau mirip pohon salak. Habitat tumbuh di rawa-rawa, hutan paya. Buahnya mirip salak, namun lebih kecil dan sama-sama bertandan. Tiap buah berbiji tunggal. Ketika dikupas, isinya terlihat bening dan berair, dibawah selaput buah. Airnya inilah sebagai biang kerok membuat rasa asam yang minta ampun.
buah kelubi
Buah kelubi hidup di daerah perairan/air payau, juga di daerah hutan. Buah ini mirip sekali dengan salak, saking miripnya banyak orang mengira ini adalah buah salak, namun rasanya sangat asam, biasanya sebelum dimakan buah ini diasinkan dulu untuk menghilangi rasa asamnya. Buah ini hidup di dataran pulau Bangka Belitung.
4. Buah Rukam/Rukem
Buahnya terasa sepet, terutama sebelum masak. Kalau sudah masak, berwarna merah tua (celing). Sepet pada rukem dapat dihilangkan dengan cara dipijit-pijit dengan jari. Buah rukam dapat pula dibuat rujak dan asinan, atau dicampur gula dijadikan selai atau permen. Di Bangka rukem masak celing dimakan begitu saja, sedangkan yang belum terlalu masak di asin, kemudian di tusuk dengan lidi kelapa seperti sate. Rukem asin ini di makan dengan garam dan cabai.
buah rukem muda
buah rukem masak
Buah rukem hidup di dataran daerah Sumatra maupun Pulau Bangka Belitung dengan pohon yang berduri, dan dengan rasa yang manis. Namun apabila masih mentah dan berwarna hijau maka rasanya sepet sekali. Buah ini biasanya di asin atau pun dimakan mentah.
5. Buah Rambai
Buah yang satu ini rasanya manis-manis masam, secara fisik mirip buah duku, namun buahnya berumbai-rumbai kebawah waktu didahannya. Kulitnya pun lebih tipis dari duku. Pohonnya relatif besar dari duku. Buah ini biasanya banyak digunakan untuk campuran masak ikan sebagai pengganti asam dan tumbuh di daerah Pulau Bangka Belitung.
buah rambai masak
Oh iya...jika makan buah ini, bagi pemula atau yang belum pernah memakannya diharapkan hati-hati lho...bisa tersedak...jadi makan bagian ujungnya aja sedikit baru lah dimakan/dimasukkan semuanya ke dalam mulut...mak nyus...asam manis campur jadi satu
6. Buah Cempedak
Cempedak adalah tanaman buah-buahan dari famili Moraceae. Bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti nangka, meski aromanya kerap kali menusuk kuat mirip buah durian. Jadi buah cempedak ini merupakan perpaduan antara buah nangka dan buah durian.
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di Birma, Semenanjung Malaya termasuk Thailand dan sebagian Kepulauan Nusantara: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua, juga banyak didapati di Jawa bagian barat.
cempedak di pohon
Dikenal secara luas sebagai cempedak atau campedak, buah ini juga memiliki beberapa nama lokal seperti bangkong (cempedak hutan, bentuk liar di Malaysia), baroh (Kep. Lingga dan Johor), nangka beurit (Sunda), nongko cino (Jawa), cubadak hutan (Minangkabau) tiwadak (Banjar) dan lain-lain.
cempedak masak...yummy
pohon cempedak
Dari segi musim, cempedak hanya berbuah satu tahun sekali. Cara mengambil isinya berbeda dari nangka yang agak rumit. Mengambil isi cempedak tinggak diiris dari atas kebawah kulitnya lalu tarik aja keatas puluk nya (tengah dari buah yang lengket pada buah) maka secara otomatis isinya ikut terangkat semua, tinggal di makan langsung dech…hem yummy...
cempedak oh cempedak
Cempedak dapat dibuat bermacam-macam makanan, dari manisan cempedak, gorengan cempedak (seperti pisang goreng namun isinya bukan pisang tapi cempedak), bahkan langsung dimakan seperti Nangka juga enak. Cempedak ini kalau di Indonesia banyak tumbuh di daerah Sumatra maupun pulau Bangka Belitung.
sumber: wikipedia